Lensa hukum news
Lumajang, 26 Juli 2025 — Desa Kebonagung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, kini menjadi sorotan tajam publik. Di tengah hamparan sawah dan suasana agraris yang tenang, sebuah arena sabung ayam berdiri megah dan beroperasi tanpa malu-malu, seolah hukum negara tak lagi punya wibawa.
Tim investigasi Lensa Hukum News yang dipimpin langsung oleh Pemimpin Redaksi Toni, menemukan fakta mengejutkan. Praktik perjudian sabung ayam itu berlangsung secara terbuka dengan kerumunan ratusan orang, taruhan yang mengalir deras, dan ayam-ayam yang bertarung hingga berdarah. Ironisnya, sama sekali tidak terlihat kehadiran aparat penegak hukum di lokasi, seolah negara memilih memalingkan wajahnya.
“Sudah bertahun-tahun begini. Kami pernah melapor, tapi tidak pernah ada yang datang. Seolah-olah mereka membiarkan,” kata seorang warga berinisial F dengan suara lirih. “Yang datang malah mobil-mobil mewah. Pemain-pemain dari luar kota.”
Kondisi ini mencederai nurani dan logika keadilan. Di tengah gencarnya jargon perang terhadap perjudian, justru di lapangan, praktik ilegal ini berjalan bak hajatan rakyat. Lalu untuk siapa sebenarnya penegakan hukum ditegakkan?
Toni menegaskan, “Kami menyaksikan sendiri bagaimana praktik ini tak lagi disembunyikan. Jika negara tidak mampu hadir di desa seperti Kebonagung, maka negara sedang kalah oleh kekuatan uang dan jaringan gelap yang membekingi perjudian ini.”
Setelah berita ini dipublikasikan, redaksi Lensa Hukum News akan mengajukan konfirmasi resmi kepada Kapolres Lumajang, Kanit Reskrim, dan Polda Jawa Timur. Publik berhak tahu: apakah institusi kepolisian masih punya keberanian, atau sudah dibekukan oleh kompromi dan kepentingan?
Lebih jauh, Lensa Hukum News juga menyerukan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk turun tangan. Bukan hanya karena maraknya perjudian, tetapi karena apa yang terjadi di Lumajang adalah potret kegagalan sistem hukum. Ketika aparat penegak hukum tak menyentuh pelaku perjudian yang jelas-jelas terbuka di depan mata, rakyat akan percaya: keadilan hanya berpihak pada mereka yang membay
Penulis pimpinan redaksi
